Jumat, 11 Juli 2014

Thariq bin Ziyad


Thariq bin Ziyad




Thariq bin Ziyad (670 - 720) (Bahasa Arab: طارق بن زياد), dikenal dalam sejarah Spanyol sebagai legenda dengan sebutan Taric el Tuerto (Taric yang memiliki satu mata), adalah seorang jendral dari dinasti Umayyah yang memimpin penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) pada tahun 711 M.

Musim panas tahun 711 M (92 H), Thariq bin Ziyad berangkat menuju Al-Andalus. Pada tanggal 29 April 711, pasukan Thariq mendarat di Gibraltar (nama Gibraltar berasal dari bahasa Arab, Jabal Tariq yang artinya Gunung Thariq). Setelah pendaratan, ia memerintahkan untuk membakar semua kapal dan berpidato di depan anak buahnya untuk membangkitkan semangat mereka:



أيّها الناس، أين المفر؟ البحر من ورائكم، والعدوّ أمامكم، وليس لكم والله إلا الصدق والصبر...
Tidak ada jalan untuk melarikan diri! Laut di belakang kalian, dan musuh di depan kalian: Demi Allah, tidak ada yang dapat kalian sekarang lakukan kecuali bersungguh-sungguh penuh keikhlasan dan kesabaran.


Pasukan Tariq menyerbu wilayah Andalusia dan di musim panas tahun 711 berhasil meraih kemenangan yang menentukan atas kerajaan Visigoth, di mana rajanya, Roderick terbunuh pada tanggal 19 Juli 711 dalam pertempuran Guadalete. Setelah itu, Thariq menjadi gubernur wilayah Andalusia sebelum akhirnya dipanggil pulang ke Damaskus oleh Khalifah Walid I.

Asal-Usul Thariq bin Ziyad


Asal-usul Thariq tidak diketahui secara pasti. Menurut sejarawan Syauqi Abu Khalil dan dikutip oleh Alwi Alatas, ada yang menyebutnya sebagai keturunan dari Bani Hamdan dari Persia, atau dari suku Lahm. Ada juga yang menyebutkan Thariq berasal dari bangsa Vandals. Namun, banyak sejarawan yang menganggap dia keturunan dari bangsa Berber. Menurut Alwi Alatas, Thariq berasal dari keluarga muslim dan sejak kecil telah dididik secara Islam oleh ayahnya pada masa kekuasaan Uqbah bin Nafi di Ifriqiya.

Menurut pendapat lain, Thariq bin Ziyad adalah bekas budak Musa bin Nusair. Musa membebaskannya setelah melihat potensi Thariq, kemudian menempatkannya di pasukannya. Bisa jadi Thariq bin Ziyad sudah berada di pasukan Musa bin Nusair saat Musa baru tiba di Qayrawan. Namun, saat itu Thariq belum dikenal dengan luas.

Beberapa sejarawan mencatat bahwa Thariq memiliki beberapa versi nama:

  1. Al-Idrisi, geografer Muslim dari abad ke-12, menyebut nama Thariq dengan Thariq bin Abdullah bin Wanamu al-Zanati
  2. Ibnu Idhari menyebut nama lengkap Thariq adalah Thāriq bin Zīyād bin Abdullah bin Walghū bin Warfajūm bin Nabarghāsan bin Walhāṣ bin Yaṭūfat bin Nafzāw
  3. Ibnu Idhari juga menyebut nama lengkapnya dengan Tāriq bin Zīyād bin Abdullah bin Rafhū bin Warfajūm bin Yanzghāsan bin Walhāṣ bin Yaṭūfat bin Nafzāw

Legenda Kedatangan Thariq


Legenda Istana 27 Gembok


Kerajaan Visigoth memiliki satu istana yang sangat indah di Toledo dan memiliki 27 gembok. Raja-raja sebelumnya selalu berpesan bahwa apapun yang terjadi, istana itu tidak boleh dimasuki satu orang pun. Setiap raja yang baru bahkan menambahkan satu gembok sehingga ada 27 gembok. Saat Roderick naik tahta, ia sangat penasaran dengan isi istana itu. Pada suatu hari, ia membongkar semua gembok yang ada dan memasuki istana itu. Ternyata, di dalam istana itu terdapat sebuah ruangan lagi yang dikunci. Setelah membongkar kunci ruangan itu, Roderick kembali memasuki ruangan yang lebih dalam lagi.
Ternyata di dalam ruangan itu ada sebuah perkamen yang berisi lukisan orang-orang yang sedang menunggang kuda. Mereka memakai baju yang kasar, penuh debu, memakai sorban di kepalanya, dan pedang mereka melengkung. Di sana juga terdapat sebuah tulisan,

"Kapan pun ruang perlindungan ini dilanggar dan mantra yang terdapat pada guci ini dilanggar, orang-orang yang terlukis pada guci ini akan menyerbu Andalusia, menggulingkan singgasana rajanya, serta menduduki seluruh negeri"

Persiapan Pembebasan Al-Andalus



Kisah Julian dan Putrinya



Julian adalah penguasa Ceuta. Dia menandatangani perjanjian damai dengan Kekhalifahan melalui Musa bin Nusair. Julian memiliki seorang putri sangat cantik yang bernama Florinda. Demi hubungan yang baik dengan Visigoth, Florinda dikirim ke istana Roderick untuk belajar. Roderick tertarik dan ingin menikahi Florinda, tetapi Florinda menolaknya. Roderick yang marah kemudian menghamili Florinda dan mengancamnya agar ia tak memberitahu siapa-siapa kejadian tersebut. Namun, berkat kecerdasannya, Florinda berhasil menyelundupkan sebuah surat ke luar istana Roderick dan mengirimnya ke Julian, ayahnya, memberitahu apa yang terjadi.

Julian sangat marah dan bersumpah untuk menghancurkan Roderick. Ia segera menuju istana Roderick untuk mengambil Florinda. Julian mengarang cerita bahwa istrinya sedang sakit keras dan berharap Florinda ada di samping ibunya untuk menjaganya. Mendengar itu, Roderick pun mempersilakan Florinda pulang bersama ayahnya. Setelah berhasil mengamankan Florinda di istana Ceuta, Julian menuju kediaman Musa bin Nusair, memintanya untuk menyerang Visigoth.

Awalnya, Musa menolaknya karena saat itu Semenanjung Iberia belum dikenal di kalangan kaum muslimin. Namun, Julian terus mendesaknya. Akhirnya, Musa meminta Julian untuk menyerang Semenanjung Iberia dengan pasukan kecil untuk menunjukkan keseriusannya. Julian melaksanakan perintah itu. Ia membawa dua kapal dan menyerang Algeciras. Keesokannya, ia berhasil pulang dan menunjukkan harta rampasan perang kepada Musa bin Nusayr dalam jumlah yang banyak. Musa pun mempercayai Julian




Pasukan Ekspedisi








Setelah mendapatkan izin dari khalifah, Musa bin Nusayr mengirim pasukan ekspedisi awal ke wilayah Semenanjung Iberia. Pasukan ini dipimpin oleh Tarif bin Malik (Tarif Abu Zar'ah bin Malik Al-Mughaferi). Tarif bin Malik memimpin 500 tentara yang di dalamnya ada 100 penunggang kuda. Tarif berangkat dengan menggunakan empat buah kapal. Mereka mendarat di pulau paling selatan Semenanjung Iberia. Kelak, pulau ini akan dinamakan kota Tarifa yang berasal dari nama Tarif bin Malik.

Tarif segera melaksanakan perintah Musa bin Nusair untuk menyerang daerah terdekat dari tempatnya berlabuh. Setelah berhasil, Tarif kembali ke Musa bin Nusayr dan membawakan harta rampasan perang yang banyak. Ia juga menyebut negeri itu dengan sebutan Jazirat al-Khadra (pulau yang hijau) untuk menyebut Semenanjung Iberia

Pembebasan Dimulai




Pasukan Berangkat




Musa bin Nusair menunjuk Thariq bin Ziyad untuk memimpin pembebasan ini. Thariq membawa 12.000 pasukan yang mayoritasnya adalah bangsa Berber. Hanya 300 orang dari bangsa Arab dan 700 orang dari bangsa Afrika. Julian dari Ceute bertugas sebagai intel dan penunjuk jalan pasukan. Para pasukan pun berangkat dari Ceuta menggunakan kapal Julian untuk menyamar. Pengangkutan pasukan dilakukan secara bolak-balik pada malam hari supaya tidak mencurigakan.

Sesaat sebelum berlabuh, Thariq memutuskan untuk tidur sebentar. Dalam tidurnya, ia bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad yang dikelilingi orang-orang Muhajirin dan Anshar. Mereka membawa pedang yang terhunus.

Pembakaran kapal




Menurut sejarah barat, kemenangan pasukan muslim dalam penaklukan Andalusia banyak dipengaruhi oleh semangat juang yang berhasil dikobarkan oleh Thariq dimana dia memerintahkan untuk membakar semua kapal sehingga tidak ada jalan untuk melarikan diri selain bertempur habis-habisan melawan musuh sampai meraih kemenangan atau mati sebagai syuhada. Thariq bin Ziyad merupakan sosok pahlawan yang mampu membawa kejayaan Islam di masanya.



Pembebasan Al-Andalus Tahap Pertama





Pembebasan Kota Cartagena

Kota pertama yang dibebaskan Thariq adalah Cartagena. Kota itu tidak jauh dari Gibraltar. Thariq mengirim pasukan yang dipimpin oleh Abdul Malik al-Moafir. Setelah berhasil dibebaskan, nama kota itu sempat diganti menjadi Qartayannat al-Halfa



Pembebasan Kota Algeciras


Kota selanjutnya yang dibebaskan Thariq adalah AlgecirasAbdul Malik al-Moafir ditugaskan oleh Thariq menjadi pengawas kota ini sementara Thariq melanjutkan pembebasannya ke kota-kota lain



Pertempuran dengan Theodomir


Theodomir (Arab: Tudmir) adalah penjaga kerajaan Visigoth bagian selatan. Pasukannya menghadang Thariq dan mereka bertempur dengan hebat. Pasukan Theodomir kalah, kemudian ia mengirim surat kepada Roderick yang menuturkan bahwa Visigoth telah diserang. Namun, Theodomir sendiri selamat dan kelak ia akan berhadapan dengan pasukan kaum muslimin untuk kedua kalinya.



Pembebasan Kota Kordoba


Thariq mengirim Mughyet ar-Rumi dan 700 pasukan berkuda untuk membebaskan Kordoba. Ternyata, Kordoba dipertahankan oleh 400 tentara yang sangat kuat dan memiliki pasokan air yang banyak. Dengan pertempuran sengit, Mughyet berhasil menembus benteng kota dan merebut seluruh kota. Seluruh pasukan Kordoba yang tersisa berlindung ke sebuah gereja di barat kota dengan pasokan air tak terbatas yang mengalir dari gunung. Setelah mengepung pasukan Kordoba selama 3 bulan, Mughyet mengutus Rabah, seorang dari bangsa Afrika, untuk menyusup ke gereja. Para prajurit Kordoba menangkap Rabah dan bingung mengapa kulitnya hitam, tidak seperti mereka yang putih. Rabah berhasil meloloskan diri dengan sebuah siasat dan memberitahu posisi pasokan air. Mughyet segera memerintahkan untuk memutus pasokan air tersebut. Pasukan Kordoba yang tidak mampu bertahan dari kehausan akhirnya melakukan bunuh diri massal dengan membakar gereja tempat mereka berlindung. Akhirnya, Mughyet berhasil membebaskan Kordoba dengan susah payah.



Pembebasan Kota Medinat Al-Maida








Thariq melanjutkan perjalanannya menuju kota Medinat Al-Maida (Kota Meja), yakni kota kecil di dekat Toledo. Medinat Al-Maida adalah nama pemberian kaum Muslimin Al-Andalus, sementara nama asli kota ini tidak diketahui. Di kota ini Thariq dan pasukannya menemukan harta rampasan perang yang banyak sekali. Mereka kemudian membawa dan mengumpulkannya bersama harta rampasan perang lain di Toledo. Berikut adalah harta-harta yang ditemukan Thariq:

  1. Meja Sulaiman. Ini adalah meja milik Nabi Sulaiman bin Daud yang konon dicuri dari istananya dan dibawa ke Spanyol
  2. Kitab-kitab kuno Injil, Taurat, dan Zabur berjumlah 21 salinan
  3. Sebuah kitab kuno tentang Nabi Ibrahim
  4. Sebuah kitab kuno tentang Nabi Musa
  5. Kitab-kitab kuno ilmu pengetahuan alam, yakni tentang obat-obatan, binatang, dan lainnya
  6. Mahkota-mahkota bertaburan emas dan permata milik raja Visigoth berjumlah 27
  7. Kitab-kitab kuno para filsuf
  8. Perhiasan dan karya seni yang begitu bagus

Setelah serentetan pembebasan ini, Thariq dan pasukannya beristirahat di Toledo.

Kondisi Pasca Pembebasan




Politik



Thariq bin Ziyad diangkat menjadi gubernur Al-Andalus untuk sementara. Ia bersama Musa bin Nusayr menegakkan hukum Islam di seluruh penjuru Semenanjung Iberia. Para pemimpin yang sudah menandatangani perjanjian damai dengan pasukan Thariq wajib membayar pajak tahunan dan mengakui kekuatan kekhalifahan Islam. Sebagai imbalannya, mereka diizinkan memiliki pemerintahan yang independen. Mereka juga dilindungi seperti warga lainnya.
Thariq juga berusaha menyelesaikan hak-hak yang sebelumnya dirampas oleh Roderick, misalnya seperti kasus Witiza. Witiza adalah penguasa Semenanjung Iberia sebelum Roderick. Namun, pada tahun 710 M, Roderick mengadakan kudeta berdarah terhadap pemerintahan Witiza sehingga ia terbunuh. Harta-harta Witiza pun banyak yang dierebut. Pada pertempuran Guadalete, pasukan pendukung Witiza yang direkrut oleh Roderick membelot ke Thariq. Pasukan Witiza sepakat akan membantu Thariq dengan imbalan Thariq memberikan hak mereka yang telah dirampas Roderick, yakni 3.000 peternakan dan 1.000 desa.

Setelah pertempuran Guadalete selesai, anak-anak Witiza menemui Thariq dan meminta pelunasan janjinya. Thariq meminta mereka untuk menemui Musa bin Nusayr di Qayrawan, ia yang akan menyelesaikan urusan mereka. Thariq pun membantu menuliskan surat rekomendasi kepada Musa tentang kasus tersebut. Setelah membaca surat Musa dan penuturan anak-anak Witiza, Musa pun mengabulkan keinginan itu. Ia mengembalikan hak mereka yang telah dirampas oleh Roderick, yakni 3.000 peternakan dan 1.000 desa.

Sosial-Ekonomi



Sebelum pembebasan Al-Andalus, Visigoth mempraktekkan Latifundium. Itu adalah sebuah praktek pengolahan tanah yang pekerjanya adalah para budak, mirip seperti industri perkebunan pada zaman sekarang. Menurut David Levering Lewis, ekonomi Visigoth dibangun di atas perbudakan. Setelah Thariq datang, tanah itu dibagi-bagi ke petani lokal. Sebagian besar budak juga dibebaskan atau mereka membebaskan diri mereka sendiri dengan tebusan (pada zaman Visigoth, budak tidak diizinkan menebus diri mereka).
Thariq juga membebankan pajak umum kepada seluruh masyarakat, baik ia Muslim, Nasrani, atau Yahudi. Khusus penduduk Nasrani dan Yahudi, ada pajak personal atau bila mereka tidak mampu, mereka menggantinya dengan mengikuti wajib militer. Pajak ini bertingkat sesuai tingkat profesionalitas mereka. Semakin profesional dan kaya, pajaknya semakin besar. Selain itu, ada pula kelompok masyarakat bebas pajak, mereka adalah:

  • Perempuan
  • Anak-anak
  • Biarawan
  • Orang-orang cacat
  • Orang sakit
  • Pengemis
  • Para budak

    Pelayo dari Asturias

  • Semenanjung Iberia sudah selesai dikuasai kecuali daerah Asturias. Ada seorang bangsawan Visigoth yang bernama Pelayo, kemungkinan ia adalah pengawal pribadi Roderick. Pelayo berhasil meloloskan diri dari Pertempuran Guadalete dan menyusun pasukan kembali. Pada suatu hari mereka menyerang pasukan Thariq tetapi tidak berhasil. Pelayo dan pengikutnya terdesak hingga tinggal 30 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Mereka kemudian menyingkir ke daerah Covadonga, daerah yang terjal dan berbukit-bukit. Pasukan Thariq terus mengepung mereka sampai Pelayo dan pengikutnya kelaparan. Mereka hanya mampu makan madu yang mereka kumpulkan dari pohon terdekat.

    Pasukan Thariq berpikir tidak perlu mengejar Pelayo lagi karena ia dan pengikutnya akan mati kelaparan sendiri. Oleh karena itulah, mereka kemudian meninggalkan Pelayo dan melupakan kejadian itu. Ini adalah kesalahan fatal Pasukan Thariq. Tanpa disangka, Pelayo berhasil bertahan dari kelaparan dan menyusun ulang kekuatannya kembali. Pelayo mendirikan Kejaraan Asturias dan menjadi cikal bakal kekuatan masa depan yang berhasil mengusir Kaum Muslimin dari Semenanjung Iberia.
  • Kondisi Setelah Pembebasan

  • Terdapat sebuah perjanjian damai yang banyak membicarakan tentang toleransi agama. Teks ini tertanggal 713 M, disusun oleh Abdul Aziz bin Musa dan Theodomir. Berikut adalah teksnya yang berhubungan dengan toleransi agama:

    • "Umat Kristen diperbolehkan untuk tetap mempertahankan gereja-gereja dan biara-biara mereka, demikian pula kaum Yahudi diperbolehkan mempertahankan sinagog-sinagog mereka..."

    • "Komunitas-komunitas Kristen dan Yahudi tetap memegang dan menerapkan hak hukum otonom dalam setiap perselisihan yang tidak melibatkan hak-hak kaum Muslim. Mereka juga mempunyai pemimpin-pemimpin mereka sendiri, uskup-uskup, serta comite (bangsawan yang ditunjuk) untuk mewakili mereka dalam pemerintahan Muslim"[
    • "Pengikutnya tidak akan dibunuh atau dijadikan tawanan..Mereka tidak akan dipaksa dalam hal agama, gereja mereka tidak akan dibakar"

    Thariq dan pasukannya berusaha menegakkan toleransi agama dengan maksimal. Kelompok yang paling senang dengan kebijakan ini adalah Yahudi, mengingat mereka sebelumnya begitu menderita di bawah tekanan Visigoth. Namun, selain Yahudi, kelompok Nasrani pun menunjukkan ketertarikan yang kuat. David Levering Lewis mengomentari masalah toleransi ini dengan berkata:

    "Tradisi kebebasan relatif dalam hal-hal sipil menjadi sangat dihormati di Al-Andalus, dengan hasil sangat baik sehingga banyak keturunan aristokrat dan rakyat Katolik mereka segera siap untuk tunduk kepada penguasa muslim sebagaimana orang-orang Yahudi dari Kordoba dan Sevilla"




Tidak ada komentar:

Posting Komentar