Senin, 14 Juli 2014

Runtuh nya Dinasty Bani Umayyah

Runtuh nya Dinasty Bani Umayyah



Al-Walid bin Yazid


Al-Walid bin Yazid atau al-Walid II (meninggal 16 April 744) ialah Khalifah Bani Umayyah yang berkuasa antara 743 sampai 744. Ia menggantikan pamannya, Hisyam bin Abdul-Malik.
Naiknya Walid ke tampuk kekuasaan secara keras ditantang banyak orang dalam istana karena reputasi Walid yang gaya hidupnya tak bermoral. Walau begitu, ia telah dijadikan khalifah. Ia hampir secara cepat mulai menargetkan yang menentangnya, menimbulkan kebencian luas terhadap Walid yang menyebar menjadi kebencian pada Bani Umayyah. Walid terbunuh pada 16 April 744 saat memerangi beberapa musuhnya. Ia digantikan sepupunya Yazid III
Sepeninggal Umar bin Abdul-Aziz, kekuasaan Bani Umayyah dilanjutkan oleh Yazid bin Abdul-Malik (720- 724 M). Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam ketenteraman dan kedamaian, pada masa itu berubah menjadi kacau. Dengan latar belakang dan kepentingan etnis politis, masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid bin Abdul-Malik cendrung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan khalifah berikutnya, Hisyam bin Abdul-Malik (724-743 M). Bahkan pada masa ini muncul satu kekuatan baru dikemudian hari menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh golongan mawali. Walaupun sebenarnya Hisyam bin Abdul-Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan terampil. Akan tetapi, karena gerakan oposisi ini semakin kuat, sehingga tidak berhasil dipadamkannya.


Setelah Hisyam bin Abdul-Malik wafat, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil berikutnya bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini semakin memperkuat golongan oposisi. Dan akhirnya, pada tahun 750 M, Daulah Umayyah digulingkan oleh Bani Abbasiyah yang merupakan bahagian dari Bani Hasyim itu sendiri, dimana Marwan bin Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah, walaupun berhasil melarikan diri ke Mesir, namun kemudian berhasil ditangkap dan terbunuh di sana. Kematian Marwan bin Muhammad menandai berakhirnya kekuasaan Bani Umayyah di timur (Damaskus) yang digantikan oleh Daulah Abbasiyah, dan dimulailah era baru Bani Umayyah di Al-Andalus.


 Kekuasaan dan kejayaan Dinasti Daulah Bani Umayah mencapai puncaknya pada masa Pemerintahan Khalifah Al Walid bin Abdul Malik.

Beberapa sebab runtuhya Dinasti Umayah adalah :

1.    Figur Khalifah yang lemah.
       Pemindahan ibu kota dari Madinah ke Damaskus merupakan awal munculnya faktor kelemahan ini. Damaskus merupakan bekas ibu kota Kerajaan Bizantium,.Akibatnya kehidupan bangsawan Bizantium mulai  mempengaruuhi dan akhirnya menjadi gaya hidup keluarga Dinasti Umayah. mereka terbiasa menjalani kehidupan mewah dan jauh dari gaya hidup islami yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw.
Khalifah Dinasti Bani Umayah yang bisa memerintah dengan kuat :
  • Mu'awiyah
  • Abdul  Malik
  • al Walid I
  • Umar II
  • Hisyam
Yazid III merupakan khalifah Islam yang pertama yang ibunya seorang budak belian yang dimerdekakan. Semua itu telah melemahkan semangat dan daya juang keluarga Dinasti Umayah.

2.    Hak Istimewa Bangsa Arab Suriah

       Umayah bin Khalaf merupakan nenek  moyang Dinasti Umayah yang telah menetap lama di Suriah jauh sebelum Islam datang. Oleh karena itu kehidupan dan dan keberlangsungan Diansti Uamyah tidak bisa dilepaskan dari orang-orang Suriah. selanjutnya , Dinasti Umayah membentuk Aristokrasi kelas-kelas sosial dan tingkatan masyarakat.
Tentara Suriah adalah jantung kekuatan militer Dinasti Umayah. Sebagai sumber kekuatan mereka memperoleh bagian terbesar dari harta rampasan.

3.    Pemerintahan yang tidak Demokratis dan Korup

        Pada masa Khulafaurrasyidin , pemilihan khalifah dilakukan secara musyawarah dan demokratis. Dalam perjanjian Amul Jama'ah antara Hasan bin Ali dan  Mu'awiyah. Mu'awiyah menyanggupi pemilihan khalifah sesudahnya  dilakukan dengan musyawarah dan pemilihan yang demokratis dari umat islam. Namun Mu'awiyah mengingkari janji itu. ia menunjuk anaknya . Yazid bin Mu'awiyah sebagai putra mahkota dan kholifah sesudahnya. Hal itu berlangsung secara turun temurun.

4.    Persaingan antar suku

Persaingan antar suku sudah lama menjadi ciri  bangsa Arab. Sikap pilih kasih Dinasti Umayah kembali munculkan hal itu. Suku-suku Arab berbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu bangsa Arab Utara yang disebut Arab Quraisy atau Mudari dan Bangsa Arab Selatan yang disebut Yamani atau Himyari. Dalam pertikaian itu , Dinasti Umayah mendukung suku arab Yamani yang lebih  cocok  dengan mereka. Serangkaian peperangan antara dua suku arab itu sangat memperlemah kekuatan Dinasti Umayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar